Alamat :
Jl. Ir. H. Juanda no. 1
Tahun 1954, tanggal 28-29 Desember berlangsung Konferensi Panca Negara sebagai persiapan Konferensi Asia Afrika(KAA) di Bandung 1955.
Tahun 1978-1998, Istana Bogor dipergunakan sebagai tempat penataran P4 tingkat Manggala.
Tahun 1986, berlangsung Jakarta Informal Meeting (JIM) untuk membahas pertikaian antarfaksi-faksi di Cambodia (Kamboja).
Tahun 1994, tanggal 15 November diselenggarakan Konferensi AELM atau Lebih Populer dengan sebuatan APEC (Asia Pasifik Ekonomic Conference).
Tahun 2000 tanggal 19 November, dalam rangka hari CintaPuspadan satwa Nasional, didirikan yayasan Kebun Raya Indonesia yang digagas oleh wakil Presiden RI Megawati Soekarno Putri dan disponsori oleh Duta Besar dari Negara-negara sahabat Indonesia.
Tahun 2001, tanggal 30 Mei dilangsungkan KTT G-15 khususnya acara Ladies Programe.
Istana Bogor dibagi menjadi 3 (tiga) bagian:
Gedung Induk sayap kiri: Mempunyai luas bangunan 325 m2, biasa dipergunakan untuk tempat menginap tamu Negara yang berpangkat menteri.
Gedung induk/ruang garuda/gedung utama : Istana gedung induk biasa dipakai sebagai tempat penyelenggaraan acara-acara kenegaraan. Seperti pertemuan-pertemuan kenegaraan, januan makan besar, pertunjukkan-pertunjukkan kesenian bila ada kunjungan tamu Negara atau peristiwa penting, disamping juga kegiatan-kegiatan penting yang bersifat Nasional.
Gedung induk sayap kanan : Bagian ketiga dari gedung Istana Bogor adalah Gedung Induk sayap kanan, biasa dipergunakan untuk menginap tamu-tamu Negara yang memang jabatan kepala Negara atau kepala pemerintahan.
Istana Bogor memiliki luas areal 28 Ha. Mempunyai koleksi buku 3.205 buah. Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang berupa lukisan, patung, serta keramik dan lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di istana ini adalah 448 buah. dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukisnya, tersedia dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang lukisan tersebut. Jugai terdapat patung sebanyak 216 buah.
Akses Menuju Lokasi:
Dari Stasiun Kota Bogor: Naik angkutan kota nomor 03(BS-Bubulak) Turun di depan istana Bogor.
Dari Terminal Baranangsiang Bogor: Naik angkutan kota nomor 03(BS-Bubulak) Turun di depan istana Bogor.
Alamat :
Jl. Ir H. Juanda no. 98
Telepon :
(0251) 8336757 – 8321608
Email :
soil-ri@indo.net.id
Museum Tanah menempati sebuah ruangan di lantai dasar yang relatif berukuran kecil di sebuah gedung di bagian belakang kompleks Balai Penelitian Tanah. Jalan masuk ke kompleks gedung dimana Museum Tanah berada ini letaknya berseberangan dengan lokasi Museum Zoologi Bogor.
Museum Tanah didirikan pada 29 September 1988, dan merupakan tempat penyimpanan jenis contoh tanah di Indonesia yang dipajang dalam ukuran kecil dalam bentuk makromonolit. Di Museum Tanah juga terdapat contoh batuan, pupuk, perangkat uji tanah, peta-peta maket, dan alat survei tanah.
Dokumentasi penelitian lapangan tentang karakteristik tanah di beberapa tempat di tanah air yang dipajang di Museum Tanah.
Pada dokumentasi di Museum Tanah itu antara lain disajikan catatan tentang klasifikasi tanah, fisiografi, topografi / kemiringan, bahan utama, drainage, data permeabilitas, pemakaian tanah, dan lokasi dimana penelitian dan pendataan dilakukan.
Makromonolit
Tanah pasca bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam yang diambil pada tahun 2005 disimpan di Museum Tanah . Makromonolit Makromonolit tanah pasca bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam yang diambil pada beberapa tempat yang berbeda, koleksi Museum Tanah.
Inceptisols
Koleksi Museum Tanah berupa inceptisols, yang diambil dari Sikijangmati, Riau. Inceptisols adalah sejenis tanah muda dengan kadar unsur hara sangat rendah, yang hanya bisa ditanami dengan baik setelah diolah dengan pemberian pupuk organik dan pengaturan pH.
Wadah-wadah plastik di sebelah kiri menjadi penyimpanan contoh pupuk anorganik tunggal dan majemuk. Sedangkan di sebelah kanan adalah contoh-contoh inceptisols.
Museum Tanah yang tampak secara fisik tidak menarik ini, bisa memberi sumbangan besar pada pendokumentasian penelitian dan pengembangan tentang tanah di Indonesia, yang akan sangat bermanfaat bagi kemajuan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat di berbagai tempat di tanah air.
Alamat :
Jl. Jalan Merdeka No.56 Kota Bogor 16124
Telepon :
(0251)-9135879
Museum perjuangan Bogor didirikan melalui musyawarah para tokoh Pejuang Karesidenan Bogor yang meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Diprakasai dan diresmikan oleh Mayor Ishak Djuarsah PEKUMIL. Daerah Res. INF. 8 Suryakancana Devisi III Siliwangi, pada tanggal 10 Nopember 1957. Pendirian museum dmaksudkan untuk mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai – nilai '45 kepada generasi sekarang dan yang akan datang.
Gedung yang digunakan sebagai museum, sebelumnya adalah milik seorang pengusaha Belanda yang bernama Wilhelm Gustaf Wissner. Dibangun pada tahun 1879 yang pada awalnya digunakan sebagai gudang ekspor komoditas pertanian sebelum dikirim ke negara-negara di Eropa. Pada masa pergerakan gedung ini digunakan oleh PARINDRA pada tahun 1935 dengan nama gedung PERSAUDARAAN, dan digunakan sebagai tempat kegiatan pemuda dibawah panji-panji Kepanduan Indonesia yaitu Pandu Suryawirawan. Pada tahun 1942 digunakan sebagai gudang tentara Jepang untuk menyimpan barang – barang milik interniran Belanda, kemudian digunakan untuk menyambut dan mempertahankan kemerdekaan RI pada tahun 1945.
Diantara tahun 1945-1950 dipergunakan oleh KNI Karesidenan Bogor, Gelora Rakyat, Dewan Pertahanan Karesidenan Bogor, Call Sigen RRI Perjuangan Karesidenan Bogor, GABSI Cab. Bogor, dan Kantor Pemerintah sementara Kabupaten Bogor. Pada tahun 1052-1958 dimiliki dan ditempati oleh Umar Bin Usman Albawahab .Baru pada tanggal 20 Mei 1958 gedung ini dihibahkan dari pemiliknya yang terakhir yaitu Umar Bin Usman Albawahab menjadi Museum Perjuangan Bogor.
Koleksi Museum
Koleksi museum terdiri atas macam-macam senapan yang digunakan para pejuang saat merebut kemerdekaan, juga terdapat senapan hasil rampasan dari Jepang dan Inggris, mata uang serta dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan pertempuran di daerah Bogor dan sekitarnya. Selain itu, museum ini juga memiliki koleksi pakaian pejuang yang sebagian di antaranya memiliki noda darah asli.
Akses Menuju Lokasi:
Dari Stasiun Kota Bogor: Naik angkutan kota nomor 03(BS-Bubulak), turun di pertigaan merdeka(depan bank Mandiri). Kemudian naik angkutan umum nomor 02(Sukasari-Bubulak), turun di depan museum Perjuangan.
Dari Terminal Baranangsiang Bogor: Naik angkutan umum dari stasiun Bogor nomor 02(Sukasari-Bubulak), turun di depan museum Perjuangan.
Alamat :
Jl. Batutulis No. 54
Prasasti batutulis memang merupakan bagian sejarah dari kota bogor. Terletak di kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, dulunya lokasi ini ribuan tahun yang lalu berada ditempat yang hening, sepi dan berkabut. Bahkan bagi penduduk setempat dipercaya sebagai tempat sarang harimau yang kemudian menumbuhkan khayalan adanya hubungan antara kerajaan Pajajaran yang sirna dengan harimau.
Scipio, seorang ekspedisi Belanda yang ditugaskan untuk membuka daerah pedalaman jakarta, melukiskan betapa hormat dan khidmatnya mereka (orang pribumi dalam rombongan ekspedisi), menghadapi situs Batutulis sampai mereka berani melarang Scipio yang merupakan pimpinannya menginjakkan kaki kedalamnya karena ia bukan orang Islam, jelas sekali mereka menganggap tempat itu "keramat", karena disitu, menurut mereka, terletak tahta atau singgasana raja Pajajaran. Dengan keyakinan seperti itu, bila pada saat mereka pertama kali menemukan tempat tersebut lalu melihat seekor atau beberapa ekor harimau keluar dari dalamnya, mereka tidak akan menganggapnya sebagai hewan biasa. Menurut catatan sejarah, prasasti itu dibangun tahun 1533 oleh Prabu Surawisesa, sebagai peringatan terhadap ayahandanya, Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Prabu Siliwangi memerintah pada 1482 - 1521. Raja sakti mandraguna itu dinobatkan dengan gelar Prabu Guru Dewata Prana, lalu bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
Di kompleks itu terdapat 15 peninggalan berbentuk terasit, batu yang terdapat di sepanjang Sungai Cisadane. Ada enam batu di dalam cungkup, satu di luar teras cungkup, dua di serambi dan enam di halaman. Satu batu bercap alas kaki, satu batu bercap lutut, dan satu batu besar lebar yang berisi tulisan Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Konon prasasti batutulis itu dibuat oleh Prabu Surawisesa sebagai bentuk penyelasannya karena ia tidak mampu memepertahankan keutuhan wilayah Pakuan Pajajaran yang dimanatkan padanya, akibat kalah perang dengan kerajaan Cirebon.
Perang Pakuan-Pajajaran berlangsung selama 5 tahun. Cirebon yang didukung kerajaan Demak berhasil mengalahkan kerajaan Pakuan setelah pasukan meriam Demak datang membantu tepat pada saat pasukan Cirebon mulai terdesak mundur. Laskar Galuh (Pakuan) tidak berdaya menghadapi "panah besi yang besar, menyemburkan kukus ireng, bersuara seperti guntur dan memuntahkan logam panas". Tombak dan anak panah mereka lumpuh karena meriam sehingga jatuhlah Galuh diikuti dua tahun kemudian dengan jatuhnya pula kerajaan Talaga, benteng terakhir kerajaan Galuh.
Tugu Kujang merupakan simbol yang melambangkan kota Bogor yang wujudnya diambil dari sebuah senjata pusaka yang berasal dari Jawa Barat. Tugu Kujang dibangun pada 4 Mei 1982 pada masa pemerintahan walikota Achmad Sobana dengan biaya pembangunan mencapai 80 juta. Tinggi Tugu kujang kira-kira sekitar 25 meter dari permukaan tanah dengan seluas 26 meter x 23 meter. Tugu Kujang terletak di simpang tiga jalan raya Padjajaran, Otista, dan Baranangsiang.
Nama Kujang diambil dari sebuah senjata tradisioanal yang mana merupakan nama senjata pusaka dari suku sunda yang dapat dipercaya memiliki kekuatan gaib. Pusaka senjata Kujang sudah ada sejak abad ke 14 pada masa kerajaan Prabu Siliwangi
Museum Kepresidenan Balai Kirti terletak di lingkungan Istana Bogor, beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 1, Bogor. Museum ini di resmikan Pak SBY pada November 2014 untuk mengenang Jasa Presiden. Museum ini terbuka untuk umum
Di lantai satu, ada enam patung pesiden RI dengan gaya khas mereka saat menjadi Presiden. Disini kita juga bisa bebas mengambil gambar atau berfoto. Selesai di lantai satu, kami naik ke lantai dua.
Di lantai dua ini berisi koleksi pribadi presiden, seperti pakaian, tongkat, foto-foto kegiatan dan barang-barang yang digunakan selama mereka menjabat sebagai presiden. Ada juga lukisan-lukisan presiden hasil karya beberapa pelukis Indonesia dan satu kutipan bijak tiap presiden.
Salapan Lawang merupakan merupakan simbol filosofi utama Pakuan Pajajaran, yakni Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh. Tepas Salapan juga akan selalu mengingatkan warga terkait sembilan pintu menuju kesejahteraan. Sembilan acuan kesejahteraan itu, di antaranya kedamaian, persahabatan, keindahan, kesatuan, kesantunan, ketertiban, kenyamanan, keramahan, dan keselamatan.
Sedangkan, Dasakreta bermakna tentang 10 hal yang harus dijaga dari perilaku buruk, terkait jasmaniah dan rohaniah. "Semboyan itu juga agar selalu mengingatkan kita bahwa Kota Bogor selalu terbuka dan ramah tak hanya bagi warga, tapi seluruh warga luar kota yang berkunjung memasuki Kota Bogor. Semboyan itu tuntunan kita yang belum tentu diketahui semua warga Kota Bogor," kata dia menambahkan. Oleh Santi Sopia, ed: Endro Yuwanto